Breaking

Sunday, June 5, 2011

Ketuhanan Yesus Menurut Injil dan Al-Qur'an - 8



71. YESUS DIPANGGIL 'GURU' OLEH MURID-MURIDNYA

"Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itu pun reda dan danau menjadi teduh.” (Lukas 8:24)

Kita tahu Yesus punya dua belas orang murid. Mereka hidup bersama-sama dengan Yesus. Mereka memanggil Yesus dengan sebutan “Guru”. Ini berarti bahwa mereka tahu bahwa Yesus adalah seorang manusia, bukan Tuhan. Makanya dalam banyak ayat lain, murid-muridnya memanggil Yesus dengan sebutan “Rabi” yang artinya juga “Guru”. Bahkan tidak kurang dari tiga belas ayat dimana Yesus dipanggil “Rabi” oleh orang lain dan murid-muridnya. Di antaranya ayat dibawah ini:

“Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada ditempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Markus 9:5)

“Kata Natanel kepada-Nya: ”Rabi Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yohanes 1:49).

“Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” (Yohanes 6:25).
  • Setiap yang dipanggil guru atau rabi pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dipanggil guru atau rabi oleh orang-orang terdekatnya.

72. YESUS MERASA TAKUT KEPADA MALAIKAT DAN KIAN BERSUNGGUH-SUNGGUH BERDOA KEPADA TUHAN

“Maka seseorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. (44) Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:43-44).

Malaikat yang memberi kekuatan kepada Yesus, sudah tentu, adalah malaikat utusan Tuhan. Jika Yesus Tuhan, bagaimana mungkin ia merasa takut pada seorang malaikat? Tidakkah ini dapat diartikan bahwa malaikat lebih tinggi kekuasaannya dari pada Tuhan? Ayat di atas, jelas menggambarkan keadaan Yesus yang merasa gentar manakala seorang malaikat utusan Tuhan datang padanya.

Bagi seorang manusia, dalam hal ini Yesus, sangat wajar jika ia merasa ketakutan didatangi oleh seorang malaikat. Sebab ia hanya seorang manusia - walau telah dipilih oleh Tuhan untuk menjadi utusan-Nya. Tetapi jika sebagai Tuhan, tentu akan sangat merendahkan ketuhanan Yesus sendiri jika ia - sebagai Tuhan - merasa ketakutan saat didatangi oleh seorang malaikat sebagaimana digambarkan di atas.
  • Setiap yang takut kepada malikat Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus merasa ketakutan kepada malaikat Tuhan.
  • Setiap yang menerima kekuatan Tuhan melalui malaikat pasti bukan Tuhan. Dan Yesus menerima kekuatannya melalui malaikat.
  • Setiap yang sungguh-sungguh berdo'a kepada Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan didatangi oleh malaikat tersebut Yesus semakin sungguh-sungguh berdo'a kepada Tuhan.
  • Setiap yang mengeluarkan peluh bagaikan titik-titik darah ke tanah saking merasa takut pasti bukan Tuhan. Dan Yesus menunjukkan hal itu.

73. YESUS MENYERAHKAN NYAWANYA

“Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, kedalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46)

Diatas kayu salib, sebelum mati, Yesus berseru dengan suara nyaring kepada Tuhannya sambil menyerahkan nyawanya. Jika Yesus Tuhan, Tuhan mana lagi yang ia seru? Dan jika Yesus Tuhan, siapa yang mencabut dan menerima nyawanya? Apakah malaikat berani mencabut nyawa Tuhan? Dan jika Tuhan harus mati, walau hanya untuk beberapa hari saja, lalu siapa yang mengendalikan alam semesta ini?
  • Setiap yang berseru kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Dan Yesus berseru kepada Tuhan.
  • Setiap yang menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan. Dan Yesus menyerahkan nyawanya kepada Tuhan.

74. UCAPAN YESUS (?) FIKTIF DAN TIDAK TERBUKTI

“Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan padamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. Lalu ia membuka pikiran mereka, sehingga mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga…” (Lukas 24:24-46)

Jika tokh benar Yesus mengucapkan perkataan itu, sampai detik ini tidak seorangpun, baik pendeta, pastur, bahkan Paus yang berada di Roma sekalipun dapat membuktikan kebenarannya. Jika itu benar-benar ucapan Yesus, apalagi selaku Tuhan menurut keyakinan umat Kristiani, tentu apa yang diucapkannya itu dapat dibuktikan. Ucapan Yesus yang mengatakan bahwa ada tertulis dalam Kitab Taurat Musa, Kitab para Nabi-Nabi dan Kitab Mazmur bahwa “Mesias akan menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” ternyata tidak pernah ditemukan di dalam kitab-kitab tersebut. Ini menunjukkan bahwa ucapan Yesus tersebut adalah bohong. Sedangkan berbohong bukanlah sifat seorang Nabi, atau Rasul, apalagi sifat Tuhan.
  • Setiap yang berkata tapi tidak dapat membuktikan kebenaran ucapannya pasti bukan Tuhan. Dan Injil, dalam hal ini Lukas 24:24-46 mendudukkan Yesus dalam posisi itu.
  • Setiap yang menderita, lalu mati dan bangkit dari kematian di antara orang mati, pasti bukan Tuhan. Dan Yesus mengalami hal itu.

75. FIRMAN ALLAH ADALAH YESUS, DAN YESUS ADALAH FIRMAN ALLAH (?)

“Pada mulanya adalah firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1).

Ayat tersebut bukan wahyu Allah kepada Yesus, atau ucapan Yesus kepada Yohanes, tetapi hanyalah ucapan Yohanes sendiri. Itu sebabnya jika benar-benar diperhatikan, dalam ayat tersebut tidak ada tanda petik.

Jika firman itu adalah Yesus, dan Yesus adalah Allah, maka arti kalimat tersebut menjadi itu-ke-itu juga, bahkan cenderung tidak bermakna sama sekali. Coba mari sama-sama kita ganti kata ‘Firman’ dengan kata ‘Yesus’, atau dengan "Allah", maka kalimat itu akan menjadi demikian:


“Pada mulanya adalah Yesus, Yesus itu bersama sama dengan Yesus dan Yesus itu adalah Yesus.” Atau “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Firman dan Firman itu adalah Firman. Atau "Pada mulanya adalah Allah, Allah itu bersama-sama dengan Allah dan Allah itu adalah Allah."

Jika Firman itu bersama-sama dengan Allah, maka jelas pula artinya bahwa Firman itu bukan Allah. Atau mudahnya begini: Jika saya bersama Fulan, pasti saya bukan Fulan, atau pasti Fulan bukan saya. Sebab kami ada berdua, bukan satu.
  • Setiap yang bersama-sama dengan Allah, berarti bukan Allah. Dan Yesus disebutkan bersama-sama dengan Allah.
  • Setiap yang bermula, pasti bukan Tuhan. Dan sebagai anak manusia, kehidupan Yesus berawal mula.

76. TUHAN MENJELMA MENJADI MANUSIA, YESUS

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14).

Maksud ayat tersebut adalah: Yesus Sang Firman telah menjadi manusia, sebagai Anak Tunggal Bapa. Ayat ini menggambarkan inkarnasi Tuhan yang menjelma jadi manusia, yakni Yesus. Tentu menjadi pertanyaan, jika Tuhan atau Allah SUDAH menjelma menjadi Yesus, apakah masih ada Allah atau Tuhan? Jawaban yang logis mestinya TIDAK ADA LAGI. Namun dalam pandangan Kristiani, ternyata masih ada Allah lain, yaitu Bapa dan Roh Kudus. Dan bersama-sama dengan Yesus kemudian ketiganya dianggap sebagai satu. Ini yang mereka sebut sebagai faham Trinitas.
  • Setiap yang menjadi manusia pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dilahirkan sebagai manusia.
  • Setiap yang menjadi Anak Tunggal Allah pasti bukan Allah. Dan Yesus dianggap sebagai Anak Tunggal Allah.
  • Setiap yang menerima kemuliaan Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus menerima kemuliaan Tuhan.
Dalam Al Qur’an, banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah tidak memiliki anak, seperti di antaranya disebut dalam surah: An-Nisaa:171, Al-An'aam:101, Yunus: 68, Maryam:35, 88 s/d 92, Al-Anbiyaa:26, Al-Mu'minun:91, Asy-Syu'ara:2, Az-Zuhruf:81 dll.

Allah bahkan mengecam mereka yang mengatakan bahwa IA memiliki anak sebagaimana ditegaskan-Nya melalui firman-firman sebagai berikut:

“Dia Pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyia anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu." (QS. Al An’aam[6]: 101).

Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda'wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak." (QS. Maryam[19]: 88-92).

“Allah tiada mempunyai anak dan tiada Tuhan bersama-Nya, kalau sekiranya demikian niscaya tiap-tiap Tuhan membawa makhluk yang diciptakan-Nya dan sebahagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebahagian yang lain. Mahasuci Allah dari yang mereka sifatkan itu.” (QS. Al-Mu’minuun[23]: 91).

Seandainya Tuhan (Allah) benar-benar mempunyai anak, pasti umat Islam akan mengkultuskan dan menyembah anak itu. Sebagaimana diceritakan Allah dalam Al Qur’an surah ke-43, Az-Zuhkruf ayat 81; Jika Allah mempunyai anak, niscaya Rasulullah Muhammad saw adalah orang pertama yang akan menyembahnya.

“Katakanlah: “JIka Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula menyembahnya.” (QS. Az-Zuhkruf[43]: 81).


77. ALLAH MENGARUNIAKAN ANAK-NYA YANG TUNGGAL, YAITU YESUS

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

Dalam keyakinan Kristiani, ayat ini termasuk salah satu ayat paling menentukan keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Intinya, siapapun yang percaya kepada Yesus yang mati di kayu salib dalam rangka menebus dosa manusia, dijamin akan masuk surga. Itu merupakan bentuk kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia rela mengkaruniakan Anak tunggal-Nya untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Jika ayat ini sangat penting, mengapa hanya Yohanes yang menulisnya, dan itupun ditulis paling belakangan? Sementera tiga Injil yang lebih dulu ditulis seperti Matius, Markus dan Lukas, sama sekali tidak ada menyinggung-nyinggung hal ini? Logikanya, mestinya ketiga injil yang ditulis lebih dulu itulah yang seharusnya memuat sabda Yesus tersebut. Sebab merekalah yang lebih dulu menulis Injil daripada Yohanes.

Oleh sebab itu, jika satu injil menulis dan tiga injil diam, maka jelas ayat tersebut sangat lemah. Tetapi jika tiga injil menulis dan satu injil tidak, sangat mungkin itu lebih kuat kebenarannya.
  • Setiap yang menerima karunia dari Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus menerima karunia dari Tuhan.

78. YESUS TIDAK DAPAT MENGERJAKAN SESUATU DARI DIRINYA SENDIRI

“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yohanes 5:19).

Yesus mengaku dengan jujur bahwa dia tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri jika tidak melihat apa yang dikerjakan oleh Bapanya (Tuhan). Jadi Yesus hanya mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapanya, yaitu Allah. Dalam konteks ini, dengan kata lain Yesus hanyalah melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhannya.
  • Setiap yang tidak dapat mengerjakan sesuatu dengan kekuasaan dirinya sendiri pasti bukan Tuhan. Dan Yesus mengaku tidak dapat melakukan apapun tanpa Bapa.
  • Setiap yang memanggil Tuhannya dengan nama Bapa, pasti bukan Tuhan. Dan Yesus memanggil Tuhannya Bapa.

79. SEBAGAI UTUSAN, YESUS TIDAK DAPAT BERBUAT MENURUT KEHENDAK SENDIRI

“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku.” (Yohanes 5:30)

Ayat ini merupakan pengakuan langsung dari Yesus bahwa dia benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa atas kehendaknya sendiri. Ia juga bersaksi tidak dapat menuruti kehendaknya sendiri, melainkan kehendak Tuhan yang telah mengutusnya. Sungguh ini merupakan suatu pernyataan atau pengakuan jujur dari Yesus tentang dirinya. Dia mengaku bahwa dia hanyalah seorang utusan Tuhan. Maka wajarlah jika Yesus tidak berbuat menurut kehendaknya sendiri, melainkan kehendak Tuhannya.
  • Setiap yang tidak mampu berbuat menurut kehendak sendiri pasti bukan Tuhan. Dan Yesus berkali-kali mengakui hal itu.
  • Setiap yang tidak dapat menuruti kehendaknya sendiri pasti bukan Tuhan. Dan Yesus bersaksi tentang hal itu.
  • Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan berkali-kali pula Yesus menegaskan hal itu.

80. TUHAN BERSAKSI TENTANG YESUS

“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.” (Yohanes 5:37).

Lagi-lagi Yesus mengaku bahwa ia diutus oleh Tuhan. Dan Tuhan bersaksi akan keberadaan Yesus. Ia bahkan menegaskan bahwa tidak ada manusia yang pernah mendengar suara Tuhan, dan tidak ada pula manusia yang pernah melihat rupa Tuhan.

Karena Yesus memberikan kesaksian seperti itu, wajarlah jika kita mengamininya, sebab tentunya tidak ada alasan bagi Yesus untuk berbohong tentang eksistensi Tuhan sebagaimana yang ditegaskannya itu.
  • Yesus bersaksi bahwa suara Tuhan tidak dapat didengar oleh manusia, sementara suara Yesus dapat. Jika Yesus adalah Tuhan, maka Tuhan telah menyelisihi sabda-Nya sendiri.
  • Yesus juga bersaksi bahwa rupa Tuhan tidak dapat dilihat manusia, sementara rupa Yesus jelas-jelas dapat dilihat, bahkan disentuh.

Lalu, jika Yesus sendiri mengaku hanya sebagai utusan Tuhan, mengapa kita harus menuhankannya? Dan jika Yesus bersaksi bahwa rupa Allah tidak pernah ada yang melihat, mengapa pula rupa Yesus yang kemudian dijadikan sebagai pengganti rupa Allah? (Bersambung)

Anda sedang membaca serial Ketuhanan Yesus Menurut Injil dan Al-Quran Bagian 8
Simak juga Bagian [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]



No comments:

Post a Comment